belajar komputerbelajar komputer

Pembantuku Yang Pasrah

Pembantuku Yang Pasrah. Perkenalkan nama saya Jonathan (24 tahun). Saya ingin menceritakan sebuah pengalaman sex dengan pembantu rumah tangga yang terjadi sekitar 9-10 tahun yang lalu. Aku masih seorang remaja yang sedang mencari jati diri dan haus akan sex.

Kisah ini 100% fakta dan nyata terjadi, ketika seorang pembantu rumah tangga memuaskan hasrat sexku dan aku dapatkan dengan sedikit paksaan dan ancaman. Beginilah kisah tersebut.

Aku memang hanya memiliki seorang pembantu rumah tangga. Sebenarnya memang tidak sexy dan tidak cantik, hanya saja namanya remaja tanggung seumuran itu tidak mempedulikan masalah itu, yang penting coba dan berhasil terlaksanakan. Sudah cukup.

Pembantuku ini bernama Nur (28 tahun). Daerah asal aku sudah lupa. Kulitnya sawo matang, rambut lurus pendek sebahu, agak sedikit gemuk dan sedikit bantet, ukuran dada kecil dan pantat agak sedikit lebar cuma montok berisi.
Nur memang pembantu centil apabila sedang pacaran ditlp atau di depan rumah, padahal dia sudah mempunyai suami di kampung. Terkadang memang aku suka mengintip dia mandi hanya saja kurang begitu jelas.

Setiap malam, Nur kalau sudah di kamar dan akan segera tidur pasti melepas bra, karena sudah beberapa kali aku melihat kamarnya dari jendela dia melepas bra saat mau tidur. Pernah suatu malam aku nekad masuk kamarnya dan meraba payudaranya (memang kecil) yang merupakan pengalaman pertamaku menyentuh tubuh wanita. Lalu aku raba puting susunya. Tidak lama aku keluar. Sering aku begitu dan tidak pernah ketahuan.

Sampai suatu kali aku melihat handphonenya di meja, karena iseng aku baca saja. Ketika sedang asik membaca dia datang dan berlari berusaha merebut, namun aku lebih cekatan. Ternyata Nur punya selingkuhan. Ia meminta hpnya dikembalikan. Tiba-tiba akalku licik. Aku ancam saja akan kulaporkan suaminya. Nur pucat dan masih dengan nada agak keras berusaha mengancamku balik. Namun aku bilang aku hanya tinggal menelpon suaminya dan memperlihatkan bukti yang tidak dapat terelakan lagi.


Cerita Seks - Sampai akhirnya ia memohon dan berkata ingin melakukan apapun untuk saya. Langsung saja aku katakan bahwa aku ingin berhubungan sex dengan dia. Dia shock dan memaki aku gila dan sebagainya, aku hanya membalikan ke persetujuan. Sampai akhirnya nego, dapat kesepakatan bahwa semua bebas tapi tidak boleh hub sex.

Aku simpan dulu hpnya dalam brankas kecilku. Saat itu Nur sedang menyapu ruang tamu. Setelah aku simpan hpnya, aku melihat dia masih menyapu. Aku menghampirinya lalu menyentuh payudaranya, ia agak menepis dan menjauh, namun berusaha adaptasi. Sambil ia menyapu aku bebas menikmati meraba toketnya walaupun kecil yang penting ada gundukan dan bisa mainin puting susu. Nur ternyata sudah melepas bra, mungkin dia berpikir tanggunglah.

Kemudian aku meminta untuk dia tiduran diranjangku tapi hanya mengenakan cd. Nur menuruti, kita berjalan ke kamarku sambil meremas toketnya. Sampai kamar kubuka baju Nur dan celananya, meniduri dia diranjang telentang. Dari samping kuremas toketnya dan memandanginya dimana pertama kali melihat toket asli. Kujilatin puting susunya. Namun karena sudah perjanjian tidak boleh ngentot. Jadi aku hanya peting saja dimemeknya. Sampai aku 'crot' dan juga membuatnya basah.

Kemudian aku menyuruh dia mandi sambil aku di dalam melihat dia mandi. Tentu saja membuka semua. Memeknya tertutup jembut lebat dan aku sangat terangsang saat itu. Aku langsung menempel tubuhnya yang basah dari belakang. Hingga kontolku nempel dipantatnya, lalu sebelah tangan menggerayangi toket dan sebelahnya lagi memek. Sambil menggesekan kontolku dibelahan pantatnya dan 'crot' dibelahan pantat. Perjanjian ini berlaku 5 hari. Setiap diperlakukan begitu, wajahnya biasa saja, tidak ada seperti merasakan apapun. Sampai mulai hari ke 4 dan 5 ia mulai lebih kelihatan menikmati.

Hari ke-4 dan ke-5 dibumbui ciuman bibir dan lidah, kontolku disepongin sampai 'crot' namun sesuai perjanjian kami tidak ngentot sampai hp kembali. Pada hari kelima, saat dia sedang menarik aku ke kamar lalu memasukan tanganku ke dalam baju daster terusan sampai paha lewat sedikit (mini) dan menaruh ditoketnya untuk diremas seperti biasa, lalu karena itu dress, maka memeknya pun pasti terlihat karena baju diangkat. Aku bilang bahwa ini hari terakhir. Dia hanya diam dan bertanya mana hpnya. Aku bilang saja setelah beres.

Kemudian ia meraba kontolku dan memasukan tangan ke dalam untuk mengeluarkan batang kontolku. Sambil aku meremas toketnya dan dia mengocok kontolku, birahiku semakin bertambah melihat memeknya dan bulu jembutnya yang lebat itu. Kemudian mendadak ia bertanya mana hpnya dan aku keluarkan saja dari kantong dan menaruh di meja.

Betapa terkejutnya aku tiba-tiba ia menyambar tubuhku, lalu ia menempelkan selangkangannya dan mengangkat kaki sebelahnya sambil mengarahkan kontolku ke memeknya. Aku sangat terangsang dan semakin liar mencumbu toketnya. Sesaat kontolku masuk dan ia menggenjotnya naik turun dan bilang kalau selama disita tidak boleh hub sex, kalo sudah balik hpnya ya terserah dong.

Dengan posisi aku setengah duduk dan menyandar ke tembok, masih berpakaian namun celana dan celana dalamku sudah di bawah. Lalu dia dengan daster mini terusan yang terangkat sampai ketiak dan tidak memakai bra dan cd lagi menekan menindihku ditembok sambil memasukan kontolku ke memeknya dan tanganku terus ditaruh ditoketnya untuk meremas. Ia menekanku cukup kuat. Sudah selayaknya aku ini korban perkosaan. Nampak aku yang terhimpit tembok dan Nur dengan kaki sebelah diangkat dan memaju mundurkan pantatnya untuk mengocok kontolku keluar masuk. Nur mendesah-desah sampai ia tiba-tiba cipok bibirku dan menekan memeknya ke kontolku kuat-kuat. Lalu ia menghela napas panjang.

Lalu ia mencabut memeknya dan menggenggam kontolku yang masih tegak dan bertanya kenapa belum keluar. Lalu aku jawab saja jujur bahwa tidak lama lagi tadi sebenarnya sudah mau keluar. Ia hanya tersenyum sambil mengocok penisku perlahan, dan menciumi bibirku mesra. Lalu ia mengajak turun, hanya saja aku tidak boleh memakai celanaku dan cdku. Aku ikuti saja.

Ia membawaku ke kamar mandi lalu ia mengguyur badannya dengan air dan menyabuni tubuhnya dengan centil. Mengusap toketnya lama dan erotis sambil memilin pentil, lalu mengusap memeknya erotis. Hingga aku maju dan memasukan penisku ke memeknya. Lalu kuentotin dia dan ketika aku mau keluar dan dia keluar duluan sesaat sebelum aku, dia bilang keluarin dalem karena dia KB. 'Crot' sudah spermaku tumpah ke dalam memeknya. Kami cipokan sambil meraba-raba dulu karena kalau ortuku pulang kami harus seperti biasa.

Terkadang malam hari ketika semua udah tidur dia sms untuk ke kamarnya dan dia hanya mengenakan sarung dimana ia bugil total, sambil tidur tengkurep lalu aku naik ke atasnya dan mengangkat pinggangnya untuk doggy style.

Setiap di rumah dan siang hari, ketika aku pulang sekolah, aku selalu membuka sendiri. Ketika aku masuk, terkadang ia sedang ngepel dmn ia bungkuk dgn kaos tipis longgar dan tdk pakai bra dan cd. Toketnya yang sdkt lebih besar dari sblmnya menggelantung dan bergoyang. Setelah menaruh tas aku langsung membuka celana dan tdk basa basi masukin kontolku ke memeknya dari belakang.

Cerita Sex - Sekitar dua bulan kemudian, ia harus pulang ke kampung dan tidak bisa kembali lagi karena ibu sakit dan meminta ia segera punya anak. Kami berdua begitu sedih. Saat itu ia sedang berada di tmpt berjemur, kupeluk dari belakang sambil sebelah toket kuremas dan kuturunkan cdku untuk ngentot dengannya di teras hanya saja tidak mencolok karena kita msh berpakaian. Aku mengantarnya sampai kampung. Saat dikereta, beberapa kali kami ke WC berdua untuk ngentot. Lalu saat sudah sampai, sebagai perpisahan kita ngentot disemak-semak dekat dengan rumahnya, kami sampai malam hari. Lalu berpisah dengannya dan tidak tau kabarnya lagi sampai sekarang. Sekian.
Label: Cerita Ngewe

Nikmatnya Bercinta Dengan Gadis ABG


Nikmatnya Bercinta Dengan Gadis ABG
 - Aku adalah seorang mahasiswa sebuah perguruan tinggi di kawasan Depok jurusan sosial politik. Ayahku seorang pegawai kecil di Jakarta. Untuk menghemat biaya transportasi pun kuputuskan untuk kos saja. Aku tidak memilih kos di kawasan kos-kosan yang dekat kampus seperti teman-temanku yang lain, tapi kupilih di perkampungan yang jaraknya agak jauh dari kampus. Tentu dengan alasan biaya yang ringan dan yang kedua agar aku bisa bersosialisasi dengan masyarakat sesuai ilmu yang aku tekuni. Untuk gojak-gajik ke kampus kugunakan sepeda motor kreditanku yang aku cicil dari honor yang kuperoleh kerja sambilan sebagai guru les bahasa Inggis di pusat kursus.



Sebenarnya rumah yang kutempati amat jauh dari sebutan kos, Tidak mewah, tapi tidak juga jelek-jelek amat. Tidak besar memang tapi dibanding dengan perumahan cukup lumayanlah. Ku kontrak rumah ini dengan harga 1,5 juta setahun dengan satu kama tidur, ruang tamu, kamar tengah, dapur dan kamar mandi. Rumah itu tidak di pingir jalan, agak masuk sedikit, dan di kelilingi kebun yang agak luas. Rumah yang sederhana ini sangat ramai teutama malam hari tempat anak-anak muda berkumpul. Maklumlah aku ingin menerapkan ilmu yang aku punya untuk kemajuan kampung. Aku dipercaya kepala kampung menjadi ketua karang taruna. Awalnya banyak tantangan, maklumlah aku pendatang. Tapi dengan ilmu yang kumiliki aku bisa mendekati para pemuda di sana. Bahkan dapat membawa pemuda di sana yang tadinya arahnya tidak jelas, sekarang semakin jelas. Mereka punya kegiatan dan kesibukan yang posistif.

Kiprahku di organisasi kepemudaan yang baru enam bulan kujabat, tentu membawa konsekuensi tersendiri. Termasuk salah satu digandrungi para wanita. Maklumlah aku mahasiswa yang agak jelek-jelak amat. Dari sekian banyak wanita yang ingin menjadi pacarku, justru hatiku tertambat pada seorang gadis berusia 14 tahun dan baru duduk kelas 2 SMP. Tadinya aku tak menyangka kalau dia baru kelas 2 SMP, karena dari sosok tubuhnya yang 162cm dengan berat badan kira-kira 48kg, dada berukuran 32B. Aku menyangka dia siswi SMA kelas 2 berkulit kuning langsat, rambut hitam lurus sepunggung. Namanya Fitri. Dia dekat denganku. Orang mengetahui aku pacarnya. Padahal aku belum pernah menyatakanya cinta kepadanya. Tatapi memang hati selalu ser padanya. Fitri mempunyai kakak Irfan kelas 2 SMA anggota karang taruna dan Kurdi yang bekerja di kawasan industri, ayah pedagang di Jakarta yang pulang seminggu sekali. Ibunya ibu rumah tangga.

Pagi ini senin, seharusnya aku kuliah, tapi karena semalam ada kegiatan bazaar danberakhir sampai dini hari. Paginya, aku terlalu letih. Apalagi Fitri pagi-pai begini udah datang ke rumah.

“ Mas, bisa ga ajari aku? Ada PR bahasa inggris ni!” katanya padaku saat kubuka pintu depan karena diketuknya. Aku sempat kaget kok tumben-tumbenan dia datang dan minta diajari mejawab PR-nya. Terlebih kaget lagi saat kubuka pintu dia langsung nyelonong ke dalam rumahku sambil membawa buku dan menuju ruang tengah tempat aku belajar, aku nggak enak dengan masyarakat sekitar rumahku, dengan keadaan diri baru bangun tidur aku keluar melihat keadaan di luar. Sepi, tidak ada orang berarti aman dan tidak mengahasilkan gunjingan. Lalu aku masuk kedalam dan mengunci pintu dan menuju ke kamar mandi. Saat menuju kamar mandi, Fitri kembali bertanya.

“ Ni lo Mas PR-nya!” mengugahku untuk melihat seperti apa PR-nya.

“Oh itu, mudah itu Question tag, Non” kataku menjelaskan.

“ Ehm…!” spontan Fitri menutup hidung, “Mas bau badannya”

“Iyalah mau mandi kamu panggil” kataku sambil meninggalkanya menuju kamar mandi.


Cerita Sex - Biasa aku mandi tak terlalu lama. Selesai aku keluar menuju ke kamarku dengan tubuh dibalut handuk. Dengan langkah cepat menuju kamar sempat kulihat Fitri yang sedang pusing mengerjakan PR-nya. Dalam kamar kubuka lemari pakaian ku. Kupilih celana dalam putihku dan kukenakan sambil melepaskan handukku.

“ Mas, ini gima…..?” suara Fitri dari luar kamar saat dia membuka pintu kamaku yang tak terkunci.

“ Ah. Mas !” Fitri kaget saat membuka pintu kamarku melihatku hanya mengenakan celana dalam saja. Aku sempat kaget dan bengong ketika Fitri membalikkan tubuhnya dan menutup mukanya dengan buku. Entah setan apa yang tiba-tiba saja masuk ke benakku. Mendadak penis dalam celana dalamku bangun saat kulihat tubuh FItri dari belakang yang bediri kaku di depan pintu kamarku. Tubuh gadis beusia 14 tahun itu bak gitar spanyol. Pinggulnya yang padat berisi terbalut blues terusan biru muda dengan bawahan berempel selutut. Kuhampiri dia.

“ Da pa si, Yang?” rayuku sambil memeluk tubuhnya dari belakang dan buku yang menutup mukanya dengan buku bahasa Inggrisnya, kemudian kuturunkan dan kulihat buku itu.

“Oh soal ini, gampanglah.” kataku sambil memeluk erat tubuhnya dan melempar buku PR-nya ke lantai. Kudekap erat pinggangnya. Kubisikan kata mesra di telinganya.

“Fit, aku tahu maksudmu datang ke sini, tapi terus terang aku juga suka padamu” kataku yang menebak isi hatinya yang sebenarnya senang kepadaku. Awalnya aku ga ada rasa padanya. Bukan karena dia kurang cantik, ga dia sangat cantik. Tapi bukan itu, karena aku ketua karang taruna maka aku harus jaga wibawa di hadapan anak-anak lain baik cewek maupun cowok. Tapi saat ini rasa wibawa ga ada artinya berganti hasrat seksual yang tak terbendung. Penisku semakin menegang saat tertekan ke pinggulnya yang bahenol itu.

“Fit, maukah kamu jadi pacar saya?” tanyaku sambil membalikkan tubuhnya sehingga kami saling berhadapan. Fitri tak menjawab hanya terdiam pasrah saat tubuhnya kupeluk erat. Bahkan kedua tangan melingkar ke pinggangku. Dia agaknya sudah lupa dengan rasa malunya saat melihat tubuhnya yang hanya becelana dalam saja. Bahkan dia tak menolak saat bibirnya kukecup. Dia diam pasrah tak membalas apa pun saat bibirnya yang segar merekah kulumat dengan mesrah. Terasa olehku dadanya menganjal di dadaku dengan degup yang kecang. Matanya terpejam. Bahkan tak merasakan sama sekali saat retseleting blues biru muda yang ada punggungnya kuturunkan. Dia sudah dimabuk asmara. Ketika blues terusan itu turun diujung kakinya di lantai tak dirasakannya. Hingga kami berciuman sambil berpelukan hanya mengenakan pakaian dalam saja. Sambil berdiri kupeluk erat tubunyayang setengah telanjang di depan pintu kamarku. Dengan bibir saling berpanggutan kedua tanganku merasakan punggung Fitri yan halus dan putih bersih. Tubuh Fitri yang hanya mengenakan bra pink dan celana dalamnyapun berwarna pink dengan motif bunga tulip beukuran kecil-kecil. Inilah yang membuatku tak tahan. Mendadak libido menaik melesat. Hangat berpelukan dan berciuman seperti ini. Tangan kiriku meraba punggungnya yang putih bersih, sementara tangan kananku meremas-remas pantatnya yang terbungkus celana dalam pink yang berkain katun halus itu. Penisku semakin membengkak, seperti tak tahan berlama-lama besarang dalam celana dalamku. Ingin segera dikeluarkan. Akhirnya kuturun celana dalamku sendiri sepahaku, sehingga penisku menyembul menabrak dan melangsak memek Fitri yang masih terbungkus rapi celana dalamnya. Uh…. Oh…. Kurasakan gesekan demi gesekan antara penisku dengan celana dalamnya membuat kenikmatan tersendiri. Apalagi bhnya entah kapan kubuka, telah jatuh ke lantai dan mulutku dengan buas melumat habis kedua buah dada Fitri yang berpentil seukuran kacang tanah. Dalam keadaan berdiri ini kulakukan. Agak lama memamng dan tampaknya dengkul Fitri mulai gemetar tak tahan menopang diri yang sudah dimabuk nafsu dan akhirnya kami berdua jatuh ke springbed yang berada di belakang kami sambil tetap berpelukan. Dari ujung penisku tampaknya mulai mengeluarkan cairan. Benar-benar aku tak tahan. Dan akhirnya kutarik celana dalam kembang-kebang itu hingga lepas ke lantai. Ou …. Vagina gadis berusia empat belas tahun begitu indah. Putih bersih dan baru ditumbuhi satu dua rambut hitam. Tidak banyak ,bisa dihitung dengan jari. Hingga dengan jelas terlihat garis belahan memeknya yang dari tadi tersodok-sodok penisku, namun tak tembus juga ke dalam. Bahkan sampai kedua pahanya kulebarkan, tetap juga penis meleset, kadang ke bawah , kadang meleset kesamping. Sampai akhinya aku punya penis tak menahan cairan birahiku. Penisku meleset ke atas pusar Fitri dan sperma melesat mengenai mukanya. Cret .. membasahi perut dan memeknya. O…. benar-benar tak tahan. Menyesal benar aku belum bisa membobol gawang vagina Fitri. Tubuhkupun lunglai jatuh di atas tubuh fitri yang telanjang bulat. Kudengar napas Fitri yang menderu turun naik. Ada sekitar sepuluh menit aku tak sanggup berdiri, bahkan sempat tertidur. Sampai aku sadar Fitri mendoong tubuhku ke samping. Kemudian bangun dan mengambil tissue yang di meja belajarku kemudian melap spermaku yang menempel di tubuhnya. Di punguti satu per satu pakaiannya dan di kenakannya kembali mulai dari bh, celana dalam dan gaunnya. Kemudian lari pergi keluar dari rumahku.

“ Fit, tunggu !” teriakku beranjak dari spingbed. Tapi Fitri tetap lari keluar dan lenyap dari pintu depan tak mau mendengarkan kata-kataku apalagi menjawab. O … benar-benar saya telah mengecewakannya. Entah kaena aku tak bias memuaskanya, atau dia kecewa karena perlakuanku yang tak senonoh menurutku. Karena tak satu pun suara keluar dari mulutnya seusai hajat tadi. Yang jelas dia kecewa. Dan akupun kecewa belum bisa mendapatkan apa yang seharusnya kudapat. Dalam keadaan lemas kuambil celana dalamku lalu keloyor ke kamar mandi. Kubersihnya penisku yang basah oleh spermaku sendiri. Kukenakan celana dalamku dan beranjak ke dapur. Kubuat telur mata sapi dan nasi goreng. Pesetubuhan tadi benar-benar menguras tenaga ku. Dengan sedikit tenaga kulahap nasi goreng dan telur goreng itu di ruang tengah sambil menonton liputan siang. Maklum waktu sudah menunjukkan pukul 12 siang. Aku yakin Fitri sudah pergi ke sekolah. Karena memang dia sekolah di siang hari hingga pulang pukul 17.00. Sedikit-demi sedikit tenagaku mulai pulih kembali. Ku ambil kaleng bir bintang dari kulkas kecilku kteguk bir itu sedikit demi sedikit hingga tenagaku pun pulih kembali.

Saat sedang asyik menonton berita, karena memang nasi gorengku sudah habis, terasa di telinggaku suara ketukan pintu dari depan rumahku. Aku beranjak dari dudukku untuk melihat ke depan. Ternyata masya Allah diluar dugaan. Fitri dengan pakaian seragam sekolah putih biru berdiri tegak di depan pintu. Memang pintu itu tak terkunci sejak dia pergi. Dan kini si cantik telah kembali lagi. Ini pun tak kusia-siakan. Kuhampiri dia dan kupeluk dia dengan erat seaakan tak mau pisah lagi seperti kedua orang yang baru bertemu setelah lama bepisah. Dia pun membalas dengan dekapan erat.

“Kenapa kamu ga berangkat ke sekolah?” bisikku basah-basih di telinganya.

“Enggak ah Mas, tanggung udah terlambat. Mas si gara-garanya!” katanya pelan. Aku tahu dia rindu dengan kejadian tadi, hingga tak konsentrasi untuk belajar di sekolah. Dia berankat dari rumah izin dengan ibunya untuk ke sekolah, tapi mendadak di tengah jalan dia malah berbelok kearah umahku. Aku sangat bersyukur.

“Lo kok Mas yang disalahkan?” kataku meledek.

“Iyalah.” Jawabnya mantap

“ Iyalah apa iya dong?” kataku sambil mengecup pipinya, sedangkan tangan kananku mengunci piintu depan yang di belakang tubuh Fitri.

“ Ah ..mas” jawabnya malu. Dan kami tak menyiakan ini. Mulut kami berpelukan. Tangan kananku meremas-remas buah dadanya yang masih berbaju putih tanpa kaos dalam sepeti anak sekolah pada umumnya, sehingga dari luar transparan bhnya terawang dari luar tubuhnya. Sedangkan tangan kiri meremas-remas pinggulnya yang tertutup rok ketat birunya.

“ Buka sepatunya ya?” pintaku dan ia pun mengangguk. Aku pun jongkok. Kulepas sepatu ketsnya seta kaos kakinya. Tak hanya itu dalam keadaan jongkok kutarik retseleting rok birunya ke bawah hingga rok itu turun ke lantai. Tampak di depan mukaku terpampang gundukan memek Fitri yang berbalut celana dalam berwarna merah cabe menyala. Waou.. benar-benar mengagumkan. Kutarik pinggulnya ke depan, hingga memek berbungkus celana dalam merah terdorong ke depan mukaku. Kuciumi celana itu ke atas ke bawah. Kedua batang pahanya pun tak lepas dari sapuan lidah dan bibirku. Ke atas kebawah. Bergantian kanan dan kiri. Sementara kedua tangan meemas-emas pinggul yang bercelana merah itu. O.. nikmat menciumi memek terbalut kain merah itu. Entah mengapa kedua tangan Fitri mala menarik pundakku ke atas. Aku pun kembali berdiri dan kembali bercium sambil tetap kedua tanganku meremas-remas pinggulnya. Aku tak puas dengan itu. Kubuka baju putihnya hingga turun ke bawah. Jelas buah dada yang ranum itu terbungkut bh putih bersih dengan renda meah muda bermotif melati di pinggirnya. Sungguh indah sekali tubuh mulus Fitri yang setengah telanjang. Kali ini akulah yang mendapat rejeki nomplok. Dapat memeluk, mendekap, membelai, meraba, meremas bahkan menciumi tubuh halus itu. Lama sekali kami saling berciuman, membelai punggung dan meremas pinggulnya. Tak terasa pantatku menekan ke depan bergeser kekanan dan ke kiri hingga terasa oleh penisku yang terbungkus celana dalamku hangatnya memeknya Fitri yang masih terbalut celana dalamnya yang merah merona itu. O…. nikmat sekali ini. Ada sekitar setengahjam lebih kami bercumbu dalam keadaan berdiri. Kali ini aku berjanji tidak akan mengecewakannya lagi. Karena sampai saat ini belum ada tanda-tanda penisku akan menyemburkan kenikmatan, walaupun ketegang penisku boleh diuji sekuat baja. Justru yang kurasakan malah Firi yang mengawang-ngawang di mabuk asmara. Apalagi saat kubuka kancing bh yang ada di punggungnya, sehingga bh yang indah itu terlembar jauh ke lantai. Dan kali ini buah dada yang indah itu tampak di depan mataku. Tak kusia-siakan barang sedikitpun. Mulutku dengan sigap menyedot pentil buah dada Fitri yang sebesar kacang tanah kanan dan kiri. Kusedot, ku gigit-gigit kecil tetek Fiti yang berukuan 32 B itu. Bahkan sempat kucupan di belahannya.

“ Ah….Mas” desah Fitri. Tampaknya Fitri sudah tak tahan ingin segera dilanjutkan permainan yang lebih nikmat. Kutarik turun sebatas dengkul celana dalam merahnya. Lalu dengan kaki kananku kuinjak celana itu hingga turun ke lantai. Dan selanjutnya celana dalamku sendiri yang kuturunkan, hingga tongkat penis menyembul tegang mengesek-gesek belahan memek Fitri yang sudah basah. Namun tetap saja sangat sulit memasukkan penisku ke liang vaginanya. Apalagi dalam keadaan bediri. Ketika kusodok meleset lagi ke bawah memeknya, kadang meleset ke atas pusarnya. Maklumlah penisku walaupu tidak besar sekitar berdiameter 3 cm, tapi cukup panjang sekitar 22 cm. Cukup panjang untuk ukuran orang Indonesia. Kuangkat paha kanannya, hingga pergelangan kakik kanannya berada di pundakku. Dengan begini belahan vaginanya terbuka lebar, sehingga dengan mudah penisku dengan sedikit bantuan tanganku mengarahkan penis tegangku lobangnya dan kudorong masuk barang 5cm.

“Ah..” desah Fitri kaget.

“ Kenapa sayang? “ tanyaku

“ Sakit Mas!” katanya mengigit bibirnya sendiri.

“ Ya, ga pa-pa , sebentar juga hilang” kataku mengibursambil kutekan kembali penisku ke depan hingga Penisku 

sudah setengah dalam memeknya. Terasa hangat di batang penisku. Sambil tetap memeluk tubuh halusnya. Kucium bibirnya, berganti ke lehernya. Terasa oleh tangan kananku tetes darah perawan Fitri yang hilang dipelukanku, saat kuraba batang penis sudah amblas 100% dalam liang memek Fitri.

“ Ah!” dia melengguh

“Kenapa, sakit?” tanyaku. Kepalanya mengeleng. Kukukira masih sakit sedikit.

“Ah.” desahnya. Mulutnya mengangga. Memang masi terasa sedikit perih, tapi kini sudah hilang olah kenikmatan yang tiada tara. Terasa memang basah seluruh batang penisku di dalam memeknya oleh cairan yang keluar dari dinding vaginanya. Walaupun begtu masi terasa sesak. Kutarik kembali batang penisku, kudorong lagi ke depan. Dalam keadaan berdiri dan Fitri bersandar ke dinding ruang depan aku mengeluarkan dan memasukan penisku ke liang memeknya. Pantatku maju dan mundur berulang, mulanya pelahan-lahan lama-lama agak cepat.

“ O..Mas” desah Fitri. Kuangkat paha kirinya ke pinggangku dan kuturun kaki kananya ke pinggangku sehingga Fitri sepeti monyet yangkugendong, sementara penisku masih terasa hangat dalam memek Fitri. Dalam keadaan tubuh Fitri kugendong aku berjalan ke belakang. Setiap kakiku melangkah, semakin terasa penis menyentuh dinding vaginanya ke dinding kiri dan kanan. Dan setiap langkah juga mulutnya menganggah dan mendesah. “Sst ……!” Sambil berjalan, Fitri yang kugendong, kuciumi bibirnya yang merekah. Berpindah ke lehernya yang jenjang. Lama aku berjalan mengendong Fitri dari depan ke belakang, ke depan lagi, ada barangkali 45 menit. Setiap langkah menghasilkan kenikmatan yang tiada tara akibat penis yang menyentuh-nyentuh dinding vagina. Ini tidak saja dirasakan olehku tetapi juga dinikmati oleh Fitri. Benar-benar nikmat karena ini persetubuhan kami yang petama, pertama bagiku dan pertama bagi Fitri.

Cerita Dewasa - Kini kami sampai di ruang tengah. Kuletakan pantat Fitri duduk di atas meja makan. Dengan sigap dan lincah pantatku maju mundur menghujamkan batang penisku ke dalam liang kenikmatan milik Fitri. Kupeluk tubuhnya yan mulus. Kulumat habis buah dadanya yang ranum kanan dan kiri. Kusapu lehernya yang jenjang dan bibir dan lidahku. Dan kukecum mesrah bibirnya yang merah merekah. Ada dorongan hasrat yang besar dari dalam diri kami untuk segera ke puncak asmara. Kuangkat kembali tubuh itu ke kamar dan kubaringkan di atas spring bedku. Sambil berpelukan dan berciuman tubuh kami berguling-guling ke kanan dan ke kiri dengan tidak membiarkan lobang itu lepas dari hujaman batang penisku. Kali ini tubuh Fitri di atas tubuhku. Dia berusaha belajar memberi vaiasi lain. Secara naluri pinggul yang montok itu begerak ke atas dan ke bawah, tapi sangat lemah. Mungkin hasrat kenimatan yang terlampau besar membuat terlalu berat mengangkat pinggulnya.

“ Coba duduk, Sayang!” pintaku berbisik ke telinganya, agar dia mau duduk di atas tubuhku. Dia memang gadis yang baik. Dia menuruti perintahku, bangun dan menduduki tubuhku sambil tak melepaskan batang penisku dari lobang memeknya yang super hangat dan nikmat itu. Dari bawah ku lihat wajahnya yang cantik, matanya yang sayu, rambutnya yang terurai sepunggung.

“ Angkat pantatnya, Sayang!” perintahku lembut ke padanya sambil kedua tanganku meremas-emas buah dadanya yang kencang dan kenyal itu. Dia berusaha untuk mengangkat tubuhnya namun tak kuasa menahan birahinya sendiri yang besar dan ambruk rebah lagi di atas tubuhku.

“Enggak bisa, Mas!” desahnya sambil mengelengkan kepalanya. Kukecup bibirnya, kudekap erat tubuhnya, dengan sisa tenaga kubalik tubuh mulus itu. Kini tubuh itu berada di bawah tubuhku. Agaknya kami akan segera mencapai klimaks dalam hubung seks ini. Pantatku semakin lama semakin cepat menghunjamkan penis ku ke dalam memeknya.

“Wau … nikmat sekali “ desahku dalam hati. Ingin rasanya aku nikmati sepanjang hari tanpa putus. Tapi mana mungkin. Ini sudah ada kodratnya. Sudah ada batasnya. Cuma ada yang lama ada yang sebentar. Kami telah melakukan sejak pukul 12.00 siang, sekarang jam menunjukan pukul 14.00 kurang lima. Cukup untuk tidak mengecewakan lagi.

Ah… rasanya spermaku akan keluar. Aku binggung dan ragu. Mau dikeluarkan diluar memeknya Fitri, agaknya sangat disayangkan seperti ada kenikmatanyang teputus. Mau dikeluarkan di dalam memeknya Fitri, takut Fitri hamil, karena kami belum menikah dan aku memang tidak menyiapkan kondom, karena kejadian ini tidak direncanakan, spontan. Tapi setelah ini aku akan selalu menyiapkan kondom di dompet atau di kamarku. Pasti setelah ini kami akan selalu ketagihan untuk melakukan lagi, melakukan lagi, dimanapu dan kapanpun yang penting ada kesempatan dan mood. Tentu himbauan pemerintah untuk menyiapkan dan menggunakan kondom saat melakukan hubungan seks tentu sangat bijak. Karena seks merupakan naluri makhluk hidup. Semua ingin melakukan, termasuk yang membuat UU anti pornografi dan porno aksi. Hanya orang yang munafik yang pura-pura suci, nggak taunya istrinya lima, tapi mengaku seperti malaikat yang ga butuh seks. Orang dimanapun akan mempertuhankan hasrat birainya dan berusaha mencari apapun walaupun untuk merangsang birahinya yang katanya surge dunia. Sebenarnya yang dibutuhkan bukanlah pelarangan, karena tidak adak makhluk hidup pun ga bisa menyembunyikan itu. Yang diperlukan adalah pendidikan seks sejak usia dini, supaya mereka bias menjaga dan menggunakannya dengan aman.

St… akhirnya kuputuskan untuk mengeluarkan spermaku di dalam liang memeknya. Ini kulakukan untuk memberi pelajaran pertama pada Fitri begitu nikmatnya melakukan ini. Ingin memberikan kenangan kenikmatan yang fowerfull tidak putus. Kalau putus pasti kecewa. Hamil? Wah untung-untungan. Karena tadi pagi sperma pertamaku sudah keluar banyak sebelum berhasil menebus liang memeknya. Tentu spermaku yan sekarang belumlah matang. Karena untuk mematangkan lagi perlu waktu paling tidak 2 minggu dan …..oooo… tubuh kami berdekapan eat dan spermaku ….crottt….cret…. kelua dalam liang memek Fitri yang cantik.
Label: Cerita Ngewe

Action di Kamar Mandi

  
Label: Foto Tante

Cerita sex : Si Aryani Si Gadis Desaku Yang Imut

cerita sex yang pernah di alami oleh salah satu gadis desa yang pernah dekat dengan saya sendiri. Memang sedikit pemalu gadis ini namun kali ini adalah sebuah pengalaman yang sangat tidak pernah q lupakan sekali. begini mulainya, Namaku Roni, masih single, sekarang eksekutif di salah satu perusahaan ternama di Jakarta. Aku mau cerita mengenai pengalaman pertamaku berhubungan dengan seorang gadis ketika baru naik ke kelas 3 SMA.



Dalam perbincangan dengan teman-teman sekelas terutama cowok-cowok, sering kami berbagi pengalaman seru masing-masing. Dari para sahabatku, cuma aku seorang yang masih perjaka. Yang lainnya sudah masuk golongan pemanah. Ada yang nyikat pembantunya, pacarnya, dan ada juga yang melakukannya dengan wanita pro. Sedang aku ? Pacarku seorang yang tekun menjalani agama. Kalau bertamu ke rumahnya saja selalu ada orang lain yang menemani entah ayah, ibu atau saudara kandungnya. Kesempatan yang ada cuma saat pamit ketika ia mengantarkan ke luar rumah. Itupan hanya ciuman di pipi saja. Main dengan yang pro aku tidak punya cukup keberanian. Pembantu ? Pembantuku STW berkain kebaya, dan sama sekali tidak menarik.

Suatu hari sepulang ke rumah setelah latihan band dengan teman-temanku, aku berteriak memanggil bik Minah pembantuku agar menyiapkan makanan. “Bik Minah pulang ke kampungnya, dijemput adiknya tadi pagi, karena salah satu ponakannya akan dinikahi oleh seorang cukup terpandang di desanya. Nah rupanya akan ada pesta besar-besaran di kampung. Mungkin bulan depan bik Minah baru balik, ” kata ibuku. “Tapi nggak usah khawatir, Aryani anak bik Minah yang membantu kita selama bik Minah tidak ada, kebetulan ini kan musim liburan sekolah. “

Tak lama ada seseorang yang datang membawakan makanan. Aku tidak memperhatikan karena kupikir anaknya bik Minah pasti kurang lebih sama dengan ibunya. Tapi ketika aku menoleh, ya ampun, ternyata manis juga anak ini. Kulitnya bening, wajahnya polos dengan bibir tipis agak kemerahan, rambut dikepang kuda. Ukurannya sedang-sedang saja. Mungkin kalau dipermak sedikit orang tidak akan menyangka ia cuma anak pembantu.

Tak lama ibuku berteriak dari ruang depan, mengatakan bahwa ia akan pergi ke pertemuan wanita sampai malam. Di rumah tinggal aku dan Aryani.

“Yani, sini temenin aku ngobrol sambil aku makan, ” kataku ketika melihat Aryani melintas. “Kamu sekolah kelas berapa Yan ?

“SMP kelas 3, mas. Tapi tidak tahu tahun depan apa bisa melanjutkan ke SMA, ” katanya polos.

“Di kampung sudah punya pacar apa belum ? Atau apa malah sudah dilamar ? ” tanyaku lagi.

“Belum mas, sungguh !” jawab Aryani. “Kalau mas sendiri, pasti sudah punya pacar ya ?”

“Gadis kota mana mau sama aku, Ya ? ” kataku mulai mengeluarkan rayuan gombal. “Lagipula aku sukanya gadis yang masih polos seperti kamu. “

“Ah mas, bisa saja, ” katanya malu-malu, “Aku kan cuma anak seorang pembantu. “

“Yan, aku sudah selesai makan. Nanti setelah beres-beres kamu temenin aku ke ruang atas ya. Soalnya aku kesepian, bapak dan ibu baru pulang malam hari, ” kataku sambil bergegas naik ke lantai atas sambil mikir gimana ya bisa ngadalin si Aryani.

Kutunggu-tunggu Aryani tidak naik-naik ke lantai atas. Akhirnya dia datang juga, rupanya habis mandi, karena tercium wangi sabun luks. Segera kusuruh ia duduk menemaniku nonton VCD. Sengaja kuputar film pinjeman temanku yang biasanya kuputar kalau bapak/ ibu tidak di rumah. Kupilih yang tidak terlalu vulgar, supaya Aryani jangan sampai kaget melihatnya. Adegan yang ada paling cuma percintaan sampai di ranjang tanpa memperlihatkan dengan detail.

Rupanya adegan-adegan itu membuat Aryani terpengaruh juga, duduknya jadi tidak bisa diam. “Mas. sudah ya nontonnya, aku mau ke bawah, ” katanya.

“Tunggu dulu, Yan, aku mau ngomong, ” kataku yang telah dapat ide untuk menjeratnya, “Kamu takut tidak bisa melanjutkan sekolah apa karena biaya ? Kalau cuma itu, soal sepele, aku akan membantumu, asal …”

“Asal apa mas, ” katanya bersemangat.

“Asal kamu mau membantu aku juga, ” kataku sambil pindah ke dekatnya. Segera kuraih tangannya, kupeluk dan kucium bibirnya. Aryani sangat kaget dan segera berontak sambil menangis.

“Yani, kamu pikir aku akan memperkosamu ? ” kataku lembut. “Aku cuma mau supaya kamu bersedia menjadi pacarku. “

Ia membelalak tidak percaya. Sebelum ia sempat mngucapkan apa-apa kuserbu lagi, tapi kali dengan lebih lembut kukecup keningnya, lalu bibirnya. Kugigit telinganya, dan kuciumi lehernya. Aryani terengah-engah terbawa kenikmatan yang belum pernah dialami sebelumnya. Ingin rasanya segera kurebahkan dan kutiduri, tapi akal sehatku mengatakan jangan terburu-buru. Menikmati kopi panas harus ditiup-tiup dulu sebelum direguk. Kalau langsung bisa lidah terbakar dan akhirnya malah tidak dapat apa-apa.

Perlahan-lahan dari menciumi lehernya aku turun ke bagian atas dadanya, dan kubuka kancing dasternya dari belakang tanpa setahunya. Tetapi ketika akan kuturnkan dasternya ia tersadar dan mau protes. Segera kubuka baju kaos t-shirt ku sambil mengatakan udara sangat panas. Ia tersipu melihat dadaku yang bidang, hasil rajin fitness. “Yan kamu curang sudah lihat dadaku, sekarang biar impas aku juga mau lihat kamu punya dong. “

“Ah jangan mas, malu, ” katanya sambil memegang erat bagian depan dasternya.

“Bajunya doang yang dibuka, Yan. kalau malu behanya nggak usah, ” kataku sambil menyerbunya lagi dengan ciuman. Yani tergagap dan kurang siap dengan serbuanku sehingga aku berhasil membuka dasternya. Segera kuciumi bagian seputar payudaranya yang masih tertutup beha berwarna hitam.

“Aduh mas, mhm, enak sekali, ” katanya sambil menggelinjang. Tangankupun bergerilya membuka pengait behanya.



Tetapi ketika kulepaskan ciumanku karena hendak membuka behanya ia kembali tersadar dan protes, ” lho mas janjinya behanya tidak dibuka, ”

Tanpa menjawab segera kuserbu payudaranya yang tidak besar tetapi sangat indah bentuknya, dengan puting yang kecil berwarna coklat muda. Kukulum payudara kanannya sambil kuemut-emut. Ia tidak dapat berkata-kata tetapi menjerit-jerit keenakan. Terdengar alunan suara erangan yang indah, ” mph, ehm, ahhh, ‘ dari bibirnya yang mungil. Jemariku segera mulai menjelajah selangkangannya yang masih tertutup CD yang juga berwarna hitam. Rupanya hebat sekali rangsangan demi rangsangan yang Ayryani terima sehingga mulai keluar cairan dari MQ-nya yang membasahi CDnya.

“Oh mas, oh mas, mph, enak sekali, ” lenguhnya. Tanpa disadarinya jariku sudah menyelinap ke balik CD-nya dan mulai menari-nari di celah kewanitaannya. Jariku berhasil menyentuh klitorisnya dan terus kuputar-putar, membuatnya badannya gemetaran merasakan kenikmatan yang amat sangat. Sengaja tidak kucolok, karena itu bukan bagian jariku tetapi adik kecilku nanti.

“Ahhh !” jerit Aryani, dibarengi tubuhnya yang mengejang. Rupanya ia sudah mencapai klimaksnya. Tak lama tubuhnya melemas, setelah mengalami kenikmatan pertama kali dalam hidupnya. Ia terbaring di sofa dengan setengah telanjang, hanya sebuah CD yang menutupi tubuhnya.

Segera aku berdiri dan melepaskan celana panjang serta CD-ku, pikirku ia masih lemas, pasti tidak akan banyak protes. “Lho mas, kok mas telanjang. Jangan mas, jangan sampai terlalu jauh, ” katanya sambil berusaha untuk duduk. “

“Yan, kamu itu curang sekali. Kamu sudah merasakan kenikmatan, aku belum. kamu sudah melihat seluruh tubuhku, aku cuma bagian atas saja, ” kataku sambil secepat kilat menarik cd-nya.

“Mas, jangan ! ” protesnya sambil mau memertahankan CD-nya, tetapi ternyata kalah tangkas dengan kecepatan tanganku yang berhasil melolosi CD-nya dari kedua kakinya. Terlihatlah pemandangan indah yang baru pertama kali kulihat langsung. MQ-nya masih terkatup, dan baru ditumbuhi sedikit bulu-bulu jarang. Adik kecilku langsung membesar dan mengeras

Segera kuciumi bibirnya kembali dan kulumat payudaranya. Aryani kembali terangsang. Lalu sambil kuciumi lehernya Kunaiki tubuhnya. Kubuka kedua kakinya dengan kedua kakiku, “mas, jangan, oh !” katanya. Tetapi tanpa memperdulikan protesnya kulumat bibirnya agar tidak dapat bersuara. Perlahan-lahan torpedoku mulai mencari sasarannya. Ah, ternyata susah sekali memasukkan burung peliaraanku ke sangkarnya yang baru. Bolak-balik meleset dari sasarannya. Aku tidak tahu pasti di mana letaknya sang lubang kenikmatan.

“Mas, jangan, aku masih perawan, ” protes Aryani ketika berhasil melepaskan bibirnya dari ciumanku.

“Jangan takut sayang, aku cuma gesek-gesek di luar saja, ” kataku ngegombal sambil memegang torpedo dan mengarahkannya ke celah yang sangat sempit.

Ketika tepat di depan gua kewanitaannya, kutempelkan dan kusegesk-gesek sambil juga kuputar-putar di dinding luar MQ-nya. “Mas, mas, mphm, oh, uenak sekali, ” katanya penuh kenikmatan. Kurasakan cairan pelumasnya mulai keluar kembali dan membasahi helmku.

Lalu mulai kepala helmku sedikit demi sedikit kumasukkan ke dalam MQ-nya dengan menyodoknya perlahan-lahan, “Aw mas, sakit ! Tadi katanya tidak akan dimasukkan, ” protes Aryani, ketika kepala helmku mulai agak masuk. “Nggak kok, ini masih di luar. Udah nggak usah protes, nikmatin aja, Yan !” kataku setengah berbohong sambil terus bekerja.

Sempit sekali lubangnya si Yani, sehingga susah bagiku untuk memasukkan torpoedoku seluruhnya. Wah kalau begini terus, jangan-jangan si otong sudah muntah duluan di luar, pikirku. Sambil sedikit demi sedikit memaju-mundurkan torpedoku, kugigiti telinganya dengan gigitan kecil-kecil. Tiba-tiba kugigit telinganya agak keras, Yani terpekik, “Aw !” Saat itu dengan sekuat tenagaku kusodok torpedoku yang berhasil tenggelam semuanya di MQ-nya Aryani.

Gerakan pantatku semakin menggila memaju-mundurkan torpedoku di dalam MQ Aryani. Tetapi tidak kutarik sampai kelaut, takut susah lagi memasukkannya. Rupanya rasa sakit yang dialami Aryani tergantikan dengan rasa nikmat. Yang keluar dari bibir mungilnya hanyalah suara ah, uh, ah, uh setiap kali ku maju mundurkan torpedoku, menandakan ia sangat menikmati pengalaman baru ini.

Torpedoku semakin menegang. Keringat bercucuran dari tubuhku, Akupun melngalami kenikmatan yang selama ini hanya kuimpikan. Sekitar selangkanganku terasa ngilu. Rupanya aku sudah mendekati klimaks. Gerakan pantatku semakin cepat, terasa jepitan MQ perawan desa ini semakin kencang juga. Empuk sekali rasanya setiap kali torpedoku terbenam di dalamnya. Terasa hampir meledak torpedoku, siap memuntahkan lahar panasnya ke dalam surga kenikmatan Aryani. Dengan sekut tenaga kubenamkan torpedoku sedalam-dalamnya dan crot, crot, cort ! Air maniku muncrat ke dalam rahim Aryani, Terdengar lenguhan panjang dari bibir mungil Aryani. Rupanya kami mencapai orgasme bersamaan. Tubuhkupun jatuh terbaring di atas tubuhnya penuh dengan kenikmatan. Kami berdua terbaring tak berdaya. Tubuh lemas, tetapi masih terasa kenikmatan yang sampai ke ubun-bubun.
Label: Cerita Ngewe

Cerita sex dewasa : Aku Dan Mamaku

Sebenarnya aku dilahirkan menjadi anak yang beruntung. Papa punya kedudukan di kantor dan Mama seorang juru rias / ahli kecantikan terkenal. Sering jadi pembicara dimana-mana bahkan sering menjadi perias pengantin orang-orang beken di kotaku. Sayangnga mereka semua orang-orang sibuk. Kakakku, Kak Luna, usianya terpaut jauh diatasku 5 tahun. Hanya dialah tempatku sering mengadu. Semenjak dia punya pacar, rasanya semakin jarang aku dan kakakku saling berbagi cerita.

Saat itu aku masih SMP kelas 2, Kak Luna sudah di SMA kelas 2. Banyak teman-temanku maupun teman kakakku naksir kepadaku. Kata mereka sih aku cantik. Walaupun aku merasa biasa-biasa saja (Tapi dalam hati bangga lho.., he.., he..) Aku punya body bongsor dengan kulit putih bersih. Rambut hitam lurus, mata bulat dan bibir seksi (katanya sich he.., he..). Saat itu aku merasa bahwa payudaraku lebih besar dibandingkan teman-temanku, kadang-kadang suka malu saat olah raga, nampak payudaraku bergoyang-goyang. Padahal sebenarnya hanya berukuran 34B saja. Salah seorang teman kakakku, Kak Agun namanya, sering sekali main ke rumah. Bahkan kadang-kadang ikutan tidur siang segala. Cuma seringnya tidur di ruang baca, karena sofa di situ besar dan empuk. Ruangannya ber AC, full music. Kak Agun bahkan dianggap seperti saudara sendiri. Mama dan orang tuanya sudah kenal cukup lama.
Saat itu hari Minggu, Mama, Papa, dan Kak Luna pergi ke luar kota. Mak Yam pembantuku pulang kampung, Pak Rebo tukang kebun sedang ke tempat saudaranya. Praktis aku sendirian di rumah. Aku sebenarnya diajak Mama tapi aku menolak karena PR bahasa Inggrisku menumpuk.
Tiba-tiba aku mendengar bunyi derit rem. Aku melihat Kak Agun berdiri sambil menyandarkan sepeda sportnya ke garasi. Tubuhnya yang dibalut kaos ketat nampak basah keringat.
“Barusan olah raga…, muter-muter, terus mampir…, Mana Kak Luna?”, tanyanya. Aku lalu cerita bahwa semua orang rumah pergi keluar kota. Aku dan Kak Agun ngobrol di ruang baca sambil nonton TV. Hanya kadang-kadang dia suka iseng, menggodaku. Tangannya seringkali menggelitik pinggangku sehingga aku kegelian.
Aku protes, “Datang-datang…, bikin repot. Mending bantuin aku ngerjain PR”. Eh…, Kak Agun ternyata nggak nolak, dengan seriusnya dia mengajariku, satu persatu aku selesaikan PR-ku.
“Yess! Rampung!”, aku menjerit kegirangan. Aku melompat dan memeluk Kak Agun, “Ma kasih Kak Agun”. Nampaknya Kak Agun kaget juga, dia bahkan nyaris terjatuh di sofa.
“Nah…, karena kamu sudah menyelesaikan PR-mu, aku kasih hadiah” kata Kak Agun.
“Apa itu? Coklat?”, kataku.
“Bukan, tapi tutup mata dulu”, kata dia. Aku agak heran tapi mungkin akan surprise terpaksa aku menutup mata.
Tiba-tiba aku merasa kaget, karena bibirku rasanya seperti dilumat dan tubuhku terasa dipeluk erat-erat.
“Ugh…, ugh…”, kataku sambil berusaha menekan balik tubuh Kak Agun.
“Alit…, nggak apa-apa, hadiah ini karena Kak Agun sayang Alit”.
Rasanya aku tiba-tiba lemas sekali, belum sempat menjawab bibirku dilumat lagi. Kini aku diam saja, aku berusaha rileks, dan lama-lama aku mulai menikmatinya. Ciuman Kak Agun begitu lincah di bibirku membuat aku merasa terayun-ayun. Tangannya mulai memainkan rambutku, diusap lembut dan menggelitik kupingku. Aku jadi geli, tapi yang jelas saat itu aku merasa beda. Rasanya hati ini ada yang lain. Kembali Kak Agun mencium pipiku, kedua mataku, keningku dan berputar-putar di sekujur wajahku. Aku hanya bisa diam dan menikmati. Rasanya saat itu aku sudah mulai lain. Napasku satu persatu mulai memburu seiring detak jantungku yang terpacu. Kemudian aku diangkat dan aku sempat kaget!
“Kak Agun…, kuat juga”. Dia hanya tersenyum dan membopongku ke kamarku. Direbahkannya aku di atas ranjang dan Kak Agun mulai lagi menciumku. Saat itu perasaanku tidak karuan antara kepingin dan takut. Antara malu dan ragu. Ciuman Kak Agun terus menjalar hingga leherku. Tangannya mulai memainkan payudaraku. “Jangan…, jangan…, acch…, acch…”, aku berusaha menolak namun tak kuasa. Tangannya mulai menyingkap menembus ke kaos Snoopy yang kupakai. Jari-jemarinya menari-nari di atas perut, dan meluncur ke BH. Terampil jemarinya menerobos sela-sela BH dan menggelitik putingku. Saat itu aku benar-benar panas dingin, napasku memburu, suaraku rasanya hanya bisa berucap dan mendesis-desis “ss…, ss…”,. Tarian jemarinya membuatku terasa limbung, ketika dia memaksaku melepas baju, aku pun tak kuasa. Nyaris tubuhku kini tanpa busana. Hanya CD saja yang masih terpasang rapi. Kak Agun kembali beraksi, ciumannya semakin liar, dan jemarinya, telapak tangannya mengguncang-guncang payudaraku, aku benar-benar sudah hanyut. Aku mendesis-desis merasakan sesuatu yang nikmat. Aku mulai berani menjepit badannya dengan kakiku. Namun malahan membuatnya semakin liar. Tangan Kak Agun menelusup ke CD-ku.
Aku menjerit, “Jangan…, jangan…”, aku berusaha menarik diri. Tapi Kak Agun lebih kuat. Gesekan tangannya mengoyak-koyak helaian rambut kemaluanku yang tidak terlalu lebat. Dan tiba aku merasa nyaris terguncang, ketika dia menyentuh sesesuatu di “milikku”. Aku menggelinjang dan menahan napas, “Kak Agun…, ohh.., oh…”, aku benar-benar dibuatnya berputar-putar. Jemarinya memainkkan clit-ku. Diusap-usap, digesek-gesek dan akhirnya aku ditelanjangi. Aku hanya bisa pasrah saja. Tapi aku kaget ketika tiba-tiba dia berdiri dan penisnya telah berdiri tegang. Aku ngeri, dan takut. Permainan pun dilanjutkan lagi, saat itu aku benar-benar sudah tidak kuasa lagi, aku pasrah saja, aku benar-benar tidak membalas namun aku menikmatinya. Aku memang belum pernah merasakannya walau sebenarnya takut dan malu.
Tiba-tiba aku kaget ketika ada “sesuatu” yang mengganjal menusuk-nusuk milikku, “Uch…, uch…”, aku menjerit.
“Kak Agun, Jangan…, ach…, ch…, ss…, jangan”.
Ketika dia membuka lebar-lebar kakiku dia memaksakan miliknya dimasukkan. “Auuchh…”, aku menjerit.
“Achh!”, Terasa dunia ini berputar saking sakitnya. Aku benar-benar sakit, dan aku bisa merasakan ada sesuatu di dalam. Sesaat diam dan ketika mulai dinaik-turunkan aku menjerit lagi, “Auchh…, auchh…”. Walaupun rasanya (katanya) nikmat saat itu aku merasa sakit sekali. Kak Agun secara perlahan menarik “miliknya” keluar. Kemudian dia mengocok dan memuntahkan cairan putih.
Saat itu aku hanya terdiam dan termangu, setelah menikmati cumbuan aku merasakan sakit yang luar biasa. Betapa kagetnya aku ketika aku melihat sprei terbercak darah. Aku meringis dan menangis sesenggukan. Saat itu Kak Agun memelukku dan menghiburku, “Sudahlah Alit jangan menangis, hadiah ini akan menjadi kenang-kenangan buat kamu. Sebenarnya aku sayang sama kamu”.
Saat itu aku memang masih polos, masih SMP, namun pengetahuan seksku masih minim. Aku menikmati saja tapi ketika melihat darah kegadisanku di atas sprei, aku jadi bingung, takut, malu dan sedih. Aku sebenarnya sayang sama Kak Agun tapi…, (Ternyata akhirnya dia kawin dengan cewek lain karena “kecelakaan”). Sejak itu aku jadi benci…, benci…, bencii…, sama dia.
Label: Cerita Ngewe